Artikel ini disponsori oleh online course Income Mastery Academy. Pelajari lebih dalam mengenai perencanaan keuangan, investasi, dan asuransi dengan bergabung ke online course Income Mastery Academy.

Setiap orang mendambakan hari tua yang nyaman dengan harta melimpah sehingga ia tak harus lagi mencari cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada cara untuk mewujudkan itu yakni dengan mempersiapkan dana pensiun melalui investasi. Dengan berinvestasi, Anda tidak hanya mengamankan uang namun juga menambahkan nilainya di masa depan. Umumnya, ada dua tujuan dalam berinvestasi yakni investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek.
Kebanyakan investor memilih investasi jangka panjang karena ingin nilai uangnya terus meningkat sehingga dapat meraup keuntungan lebih besar di masa depan. Jika dilihat berdasarkan durasinya, investasi ini dijalankan lebih dari 5 tahun atau 10 tahun. Bayangkan jika Anda melakukan investasi semakin dini atau di usia muda, berapa banyak keuntungan yang akan Anda dapatkan saat di masa tua nanti. Meski begitu, investasi tidak dapat dianggap mudah karena apapun investasinya pasti ada risiko dibaliknya.
Risiko Investasi Jangka panjang
Prinsip high risk, high return merupakan bagian dari risiko Investasi jangka panjang
Prinsip high risk high return harus Anda pegang sebagai investor. Prinsip tersebut mengartikan semakin tinggi risikonya, potensi imbal hasil investasi pun semakin tinggi. Selama mampu mengelolanya, hasil investasi yang Anda tanamkan akan sepadan dengan hasil yang diraih nantinya. Investasi jangka panjang sendiri memiliki beberapa risiko yang harus Anda ketahui, yaitu:
- Risiko Pasar
Risiko pasar muncul karena adanya sentiment keuangan yang sering disebut juga risiko sistematik. Risiko pasar ini akan selalu dialami oleh para investor dan tidak dapat dihindari. Bahkan sampai pada tingkat ekstrim, investor kemungkinan besar dapat mengalami hal yang paling buruk, yakni capital loss. Hal-hal seperti isu negatif, perubahan iklim politik, kerusuhan, serta resesi ekonomi begitu mempengaruhi grafik pasar.
Contoh nyatanya adalah dampak wabah virus corona yang tak hanya melanda Indonesia tapi juga seluruh dunia. Dampaknya terhadap pasar membuat seluruh kegiatan ekonomi dunia melemah, mulai dari saham-saham yang anjlok hingga fluktuasi nilai Rupiah terhadap Dolar yang semakin naik. Selain itu, stimulus atau kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menangani dampak virus covid-19 dapat berdampak pada perubahan grafik pasar atau bursa.
Kondisi yang saat ini terjadi membuat banyak investor panik dan mulai menarik sebagian besar dananya agar nilai investasinya tidak semakin jatuh. Jika demikian, tipsnya adalah jangan panik. Kenapa? Karena fluktuasi ini dapat terjadi hanya sementara waktu dan jika keadaannya kembali normal, semua harga akan stabil kembali.
- Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena adanya nilai relatif bunga. Risiko ini muncul akibat konsekuensi perubahan suku bunga yang terjadi di pasar, yang secara otomatis mempengaruhi nilai investasi. Skenario yang umum terjadi yakni jika ada kenaikan tingkat suku bunga, maka harga obligasi akan mengalami penurunan dan begitu pula sebaliknya.
Risiko suku bunga ini dapat Anda ukur sesuai jangka waktu obligasinya. Misalnya, suku bunga obligasi di sekitar 8%-10%, kemudian pemerintah menerbitkan sukuk ritel dengan tingkat suku bunga 13%. Maka, pastinya investor akan lebih tertarik.
- Risiko Inflasi
Risiko inflasi ini jelas mempengaruhi daya beli masyarakat, makanya sering juga disebut risiko daya beli. Risiko ini terjadi karena banyaknya jumlah uang yang beredar sehingga harga konsumsi semakin meningkat, sedangkan daya beli masyarakat menurun. Adanya inflasi ini menyebabkan nilai uang tunai juga ikut berkurang.
Contohnya, investor memiliki 40 persen dari portfolio tunai sebesar Rp 10 juta. Kemudian terjadi inflasi mencapai 5%, maka investor akan kehilangan nilai portfolio sebesar Rp 2 juta per tahunnya karena inflasi.
- Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas ini terjadi karena sulitnya menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Atau sederhananya adalah sesuatu dianggap likuid apabila tidak ada pasar yang bersedia membeli. Biasanya risiko likuiditas ini terjadi pada pasar yang volumenya kecil atau tergolong masih baru. Untuk itu, investor harus berhati-hati jika berinvestasi pada pasar yang relatif masih baru.
- Risiko Nilai Tukar Mata Uang
Dinamika perubahan kurs yang terjadi di pasaran memunculkan risiko valas atau nilai tukar mata uang. Dari namanya, sudah pasti berkaitan dengan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Risiko ini disebut juga exchange rate risk atau currency risk.
Contohnya seperti ini: investor diharuskan untuk memakai mata uang Poundsterling saat hendak menanamkan investasinya. Di waktu yang bersamaan, kurs Rupiah terhadap Poundsterling sedang anjlok, sehingga mau tidak mau investor harus mengeluarkan Rupiah dengan nominal yang besar. Maka dari itu, investor harus dapat membaca kemungkinan yang terjadi dari hubungan antara dua mata uang sebelum memutuskan investasi jangka panjang.
- Risiko Negara
Lebih dimaksudkan kepada hal-hal yang berbau politik. Investasi dapat mengalami kegagalan jika suatu negara diguncang isu politik, seperti kerusuhan, bergejolaknya kerja sama antar negara, bahkan yang lebih serius apabila terjadi penggulingan pemerintahan yang sah atau kudeta. Maka dari itu, investor harus berpikir cermat dan membaca situasi politik yan sedang terjadi sebelum memutuskan melakukan investasi.
Secara garis besarnya, beberapa risiko di atas merupakan hal-hal yang tidak dapat ditangani oleh investor karena sifatnya yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Jadi, situasi yang tidak menentu dapat merubah nilai dari investasi jangka panjang. Persiapkan mental Anda dan jangan terbawa emosi dalam berinvestasi jika tidak ingin hasilnya fatal.
Jenis Investasi Jangka Panjang
Salah satu jenis investasi jangka panjang yang menguntungkan adalah emas
Apabila Anda siap dengan segala risikonya, maka investasi jangka panjang bisa jadi langkah yang baik untuk mempersiapkan hari tua yang menyenangkan dan menjadikan Anda kaya raya. Nah, apa saja jenis investasinya? Berikut ulasannya:
- Investasi Emas
Emas jadi salah satu investasi yang menguntungkan karena diklaim lebih stabil dan tidak terpengaruh inflasi. Oleh sebab itu, investasi emas sangat cocok sebagai investasi jangka panjang. Caranya pun sangat mudah, Anda tinggal membeli emas di toko-toko terpercaya, seperti Butik Antam atau Pegadaian. Namun, pastikan Anda punya tempat penyimpanan yang memadai untuk menghindari hal buruk terjadi.
Selain itu, banyak oknum-oknum yang menawarkan emas palsu. Jadi, berhati-hatilah dan pelajari bagaimana membedakan emas yang asli dan palsu.
- Saham Bluechip
Berapapun uang yang Anda investasikan di suatu saham, itu artinya Anda juga memiliki perusahaan tersebut meskipun hanya dalam jumlah yang tidak signifikan. Saham sendiri adalah bukti kepemilikan seseorang di suatu perusahaan atau perseroan. Tentu dengan memiliki saham tersebut, Anda akan berhak menerima dividen atau pembagian laba yang dibagikan perusahaan setiap tahunnya.
Bagi Anda yang pemula, disarankan untuk memilih saham bluechip. Jika ada yang belum paham, saham bluechip merupakan saham-saham unggulan dengan angka kapitalisasi pasar di atas rata-rata dan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi di pasar. Sudah pasti saham bluechip terdiri dari sejumlah perusahaan dengan reputasi terbaik yang pendapatannya stabil.
- Properti
Selain emas dan saham, properti banyak dilirik untuk dijadikan investasi. Instrumen ini telah terbukti mampu menghasilkan keuntungan di masa depan karena setiap tahunnya harga tanah akan terus naik. Perhatikan saja harga rumah yang ada di daerah Anda, pasti sekarang ini nilainya lebih tinggi dibandingkan saat membelinya.
Bila dicermati, setiap tahunnya nilai investasi properti mengalami kenaikan mencapai 20%. Akan tetapi, banyak anak-anak milenial sekarang yang masih ragu untuk berinvestasi di sektor properti karena dianggap butuh modal besar. Memang harga sebuah properti per unitnya dapat mencapai sekitar ratusan juta hingga miliaran rupiah, apalagi jika letaknya berada di kawasan elit atau pusat kota.
Namun, meski harganya mahal, return yang akan Anda dapatkan juga sangat besar nantinya.
- Tabungan Berjangka
Tabungan berjangka memang tidak sepopuler deposito ataupun tabungan biasa. Meski demikian, tabungan berjangka tetap menawarkan Anda keuntungan yang cukup besar. Berdasarkan sistemnya, tabungan ini akan memaksa Anda untuk rutin menabung selama jangka waktu yang telah disepakati di awal.
Tidak seperti tabungan biasa, tabungan berjangka memberikan bunga yang lebih tinggi. Tapi ada kekurangan yang harus diperhatikan, yaitu Anda tidak bisa mencairkan uangnya kapanpun. Anda baru bisa mengambilnya sesuai dengan jangka waktu atau jatuh tempo yang telah ditentukan.
- Reksa Dana Saham
Pilihan investasi jangka panjang yang terakhir adalah reksa dana saham. Instrumen yang satu ini cukup populer di kalangan milenial. Anda dapat memilih investasi ini sesuai dengan tujuan finansial yang ingin dicapai. Ada 4 macam reksa dana yang bisa Anda pertimbangkan, yaitu reksa dana saham, reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran.
Sistemnya sama seperti Anda berinvestasi pada saham biasanya, namun bedanya Anda akan diibantu oleh manajer investasi dalam memilih produk-produk saham yang terbaik. Hal ini jadi salah satu kelebihan yang ditawarkan, apalagi untuk para pemula yang belum paham betul soal investasi saham tapi ingin mencoba ‘bermain’.
Sementara itu persamaannya dengan saham biasa adalah adanya prinsip high risk, high return. Jadi, bijaklah dalam menentukan pilihan investasi dan pastikan Anda memiliki dana tersendiri untuk investasi. Jangan sampai Anda menggunakan uang untuk kebutuhan lain demi berinvestasi.
Dari kelima jenis investasi jangka panjang yang sudah dijelaskan di atas, manakah yang sudah Anda putuskan untuk dipilih? Yuk, mulai investasi dari sekarang agar di hari tua Anda dapat mencapai kebebasan finansial.